A. Kerajaan Bercorak Hindu-Budha
1.
Kerajaan Kutai
Kerajaan
Hindu pertama di Indonesia. Terletak di Tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Di Kutai ditemukan prasasti berupa "yupa" yaitu tugu batu yang
digunakan dalam upacara kurban. Yupa ini bertuliskan huruf Pallawa dan Bahasa
Sankserta, diperkirakan berasal dari tahun 400 M. Dalam Yupa diterangkan
mengenai silsilah raja-raja Kutai. Raja Kutai yang pertama adalah Kudungga(nama
ini diperkirakan asli orang Indonesia). Kudungga mempunyai putra yang bernama
Aswawarman, nama ini diperkirakan berasal dari India sehingga Aswawarman
dianggap sebagai "wangsakarta" atau pembentuk keluarga/dinasti.
Selain itu ia juga dijuluki "Ansuman" atau dewa matahari. Aswawarman
mempunyai putra bernama Mulawarman. Mulawarman adalah raja yang
terbesar/terkenal di Kutai.
2. Kerajaan
Tarumanegara
Kerajaan Hindu ini
terletak di dekat sungai Citarum, Jawa Barat. Kerajaan ini di perkirakan
berdiri tahun 450 M. Raja yang paling terkenal adalah Purnawarman. Ia adalah
raja yang sangat baik terhadap rakyat, hal ini dibuktikan dengan pembuatan
irigasi atau sungai untuk mengairi sawah dan mencegah banjir, sungai ini diberi
nama sungai "Gomati". Prasasti-prasasti peninggalan kerajaan
Tarumanegara antara lain Prasasti Tugu, Munjul, Kebon Kopi, Pasir Awi,
Jambu,Ciaruteun, dan Muara Cianten.
3.
Kerajaan Kaling
Keterangan
mengenai kerajaan ini diperoleh dari prasasti Tuk mas. Berdasarkan prasasti ini
diperkirakan Kerajaan Kaling berada di sekitar Purwodadi dan Blora. Raja yang
terkenal adalah Ratu Sima. Ia dikenal sebagai Ratu yang tegas, jujur, dan
bijaksana.
4.
Kerajaan Sriwijaya
5.
Kerajaan Mataram Kuno
Keterangan
mengenai kerajaan ini diperoleh berdasarkan prasasti Gunung Wukir, Magelang.
Kerajaan ini diperintah oleh Raja Sanjaya dan Raja Sanna (Sanjaya adalah
keponakan Sanna. Kerajaan Mataram diperintah oleh raja-raja dari Dinasti
Sanjaya (yang menganut agama Hindu ) dan raja-raja dari Dinasti Syailendra
(yang menganut Agama Budha). Setelah Raja Sanjaya meninggal, Mataram diperintah
oleh Rakai Panangkaran. Setelah Panangkaran yang berkuasa adalah Samaratungga,
pada masa kekuasaan Samaratungga dibangun Candi Borobudur. Pengganti
Samaratungga adalah menantunya yaitu Rakai Pikatan (suami dari
Pramodhawardani). Kerajaan Mataram mencapai Puncak kejayaan pada masa
kepemimpinan Raja Balitung.
Pada
tahun 929 M, pusat kerajaan Mataram dipindahkan ke Watugaluh (JawaTimur) oleh
Empu Sindok. Hal ini dilakukan untuk menghindari ancaman bahaya letusan gunung
berapi. Pengganti Empu Sindok adalah Dharmawangsa. Ketika kepemimpinannya
terjadi peristiwa "Pralaya Medang" yaitu penyerbuan Mataram oleh Wura
Wari (bawahan Darmawangsa yang dihasut oleh Sriwijaya). Pengganti Dharmawangsa
sekaligus raja terakhir Mataram adalah Airlangga. Airlangga adalah menantu
Dharmawangsa. Berakhirnya kerajaan mataram karena Airlangga membagi kerajaan
menjadi dua untuk menghindari perebutan kekuasaan antara putra Darmawangsa dan
putra Airlangga, Mapanji Garasakan. Mataram dibagi menjadi dua yaitu Jenggala
atau singosari yang beribu kota di kahuripan dan Panjalu atau Kediri yang
beribu kota di Daha.
6.
Kerajaan Singasari
Pusat
Kerajaan Singosari terletak di Malang, Jawa Timur. Kerajaan ini didirikan oleh
Ken Arok, setelah berhasil membunuh Bupati tumapel Tunggul Ametung. Ken Arok
menjadi raja pertama Singasari dan berhasil memperistri Ken Dedes, istri
Tunggul Ametung. Ken Arok bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Pada
tahun 1227 Ken Arok dibunuh oleh Anusapati (anak dari Tunggul Ametung).
Pemerintahan Anusapati tidak berjalan lama karena ia dibunuh oleh Tohjaya (anak
dari Ken Arok). Tidak lama kemudian Ranggawuni (anak dari Anusapati menuntut
kekuasaan dari Tohjaya, tetapi Tohjaya menolak dan mengirimkan pasukan melawan
Ranggawuni, dalam pertempuran tersebut Tohjaya melarikan diri dan akhirnya
meninggal di daerah Katang Lumbung. Ranggawuni naik tahta dengan gelar Sri Jaya
Wisnu Wardana. Setelah meninggal ia digantikan putranya yaitu Kertanegara.
Keruntuhan kerajaan Singasari adalah karena mendapat serangan Jayakatwang dari
Kediri.
7.
Kerajaan Majapahit
Kerajaan
Majapahit berada di sekitar Delta sungai Brantas, Mojokerto. Raja Majapahit
yang pertama adalah Raden Wijaya dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Setelah
Raden Wijaya meninggal, Majapahit diperintah oleh Jayanegara.Dalam masa
pemerintahannya timbul beberapa pemberontakan antara lain, pemberontakan Nambi,
Semi, Ranggalawe, Lembu Sora dan Kuti. Pemberontakan Kuti adalah yang dianggap
paling berbahaya karena berhasil menduduki ibukota Majapahit dan Jayanegara
terpaksa mengungsi ke daerah Badander. Akhirnya pemberontakan Kuti berhasil
dipadamkan oleh Gajah Mada, dan berkat jasanya ia di angkat menjadi patih
Kahuripan. Pengganti Jayanegara adalah Tribuwanatunggadewi. Ketika
pemerintahannya timbul pemberontakan Sadeng, pemberontakan ini juga berhasil
ditumpas oleh Gajah Mada sehingga ia di angkat menjadi Mahapatih Majapahit.
Pada
waktu pelantikan ia mengucapkan sumpah yang dikenal dengan "Sumpah
Palapa". Isi sumpahnya adalah tidak akan merasakan palapa (istirahat)
sebelum menyatukan nusantara di bawah Majapahit. Setelah Tribuwanatunggadewi
meninggal ia digantikan putranya yaitu Hayam Wuruk. Majapahit mencapai masa
keemasan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, di dampingi mahapatih Gadjah Mada.
Keruntuhan Majapahit antara lain akibat tidak ada tokoh yang cakap dan
berwibawa sesudah wafatnya Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Terjadi Perang paregrek
(perang saudara) antara Bhre Wirabumi dan Wikramawardhana, Banyak negeri
bawahan Majapahit yang berusaha melepaskan diri, dan Berkembangnya agama Islam
di pesisir Pantai Utara Jawa.
B. TOKOH
KERAJAAN HINDHU
Aswawarman
Aswawarman
adalah raja Kutai kedua. Ia menggantikan Kudungga sebagai raja. Sebelum masa
pemerintahan Aswawarman, Kutai menganut kepercayaan animisme. Ketika Asmawarman
naik tahta, ajaran Hindu masuk ke Kutai. Kemudian kerajaan ini menganut agama
Hindu. Aswawarman dipandang sebagai pembentuk dinasti raja yang beragama Hindu.
Agama Hindu masuk de dalam sendi kehidupan Kerajaan Kutai. Keturunan Aswawarman
memakai nama-nama yang lazim digunakan di India. Pengaruh Hindu juga tampak
pada tatanan masyarakat, upacara keagamaan, dan pola pemerintahan Kerajaan
Kutai.
Mulawarman
Mulawarman
menggantikan Aswawarman sebagai raja Kutai. Mulawarman menganut agama Hindu.
Kemungkinan besar pada masa pemerintahan Mulawarman telah ada orang Indonesia
asli yang menjadi pendeta Hindu. Dengan demikian upacara keagamaan tidak lagi
dipimpin oleh Brahmana dari India. Mulawarman mempunyai hubungan baik dengan
kaum Brahmana. Hal ini dibuktikan karena semua yupa dibuat oleh pendeta Hindu.
Mereka membuatnya sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Raja Mulawarman.
Sanga raja telah melindungi agama Hindu dan memberikan banyak hadiah kepada
kaum brahmana. Agama Hindu dapat berkembang pesat di seluruh wilayah Kerajaan
Kutai.
Purnawarman
Prasasti Ciaruteun
|
Purnawarman
merupakan raja Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan tertua
kedua setelah Kerajaan Kutai. Purnawarman memeluk agama Hindu yang menyembah
Dewa Wisnu.
Prasasti-prasasti
peninggalan Kerajaan Tarumanegara banyak menceritakan kebesaran Raja
Purnawarman. Dalam Prasasti Ciaruteun terdapat jejak tapak kaki seperti tapak
kaki Wisnu dan dinyatakan sebagai tapak kaki Raja Purnawarman. Di bawah
kepemimpinan Raja Purnawarman, Kerajaan Tarumanegara dan rakyatnya berjalan
baik dan teratur. Bukti keberhasilan kepemimpinan ini tercermin dalam Prasasti
Tugu. Di prasasti itu diceritakan pembangunan saluran air untuk pengairan dan
pencegahan bajir.
Airlangga
Patung Airlangga
|
Airlangga
adalah Raja Kahuripan. Beliau memerintah pada tahun 1.019-1.049. Airlangga
sebenarnya putera raja Bali. Beliau dijadikan menantu oleh Raja Darmawangsa.
Ketika pernikahan berlangsung, Kerajaan Kahuripan diserang bala tentara dari
Wurawuri. Airlangga dan dibeberapa pengiringnya berhasil melarikan diri.
Airlangga
menyusun kekuatan untuk mengusir musuh. Usaha tersebut berhasil. Bahkan,
Airlangga berhasil memperkuat kerajaan Kahuripan dan memakmurkan rakyatnya.
Airlangga sebenarnya merupakan gelar yang diterima karena beliau berhasil
mengendalikan air sungai Brantas sehingga bermanfaat bagi rakyat.
Ketika
sudah tua, Airlangga mengundurkan diri dari pemerintahan. Beliau pergi ke
gunung untuk menjadi petapa. Sebagai petapa beliau bergelar Jatiningrat. Urusan
pemerintahan diserahkan kepada dua orang puteranya. Namun kedua puteranya
bersaing memperebutkan kekuasaan. Airlangga memerintahkan Empu Baradah untuk
membagi kerajaan menjadi dua, yakni Panjalu (Kadiri) dan Jenggala. Sungai
Brantas menjadi batas kedua kerajaan baru itu.
Airlangga
merupakan salah satu raja besar dalam sejarah Indonesia. Dalam patung-patung
lama, beliau sering digambarkan sebagai penjelmaan Wisnu yang mengendarai
garuda.
Jayabaya
Jayabaya
adalah raja terbesar dari Kerajaan Panjalu atau Kadiri. Beliau memerintah tahun
1135-1157 M. Namanya selalu dikaitkan dengan Jangka Jayabaya yang berisi
ramalan-ramalan tentang nasib Pulau Jawa.
Keberhasilan
dan kemasyhuran Raja Jayabaya dapat dilihat dari hasil sastra pada masa
pemerintahannya. Atas perintahnya, pujangga-pujangga keraton berhasil menyusun
kitab Bharatayudha. Kitab ini ditulis oleh Empu Sedah dan diselesaikan oleh
Empu Panuluh. Kitab Bharatayudha itu dimaksudkan untuk mengabadikan kebesaran
raja dan memperingati kemenangan-kemenangan Raja Jayabaya.
Ken Arok
Candi Kidal
|
Ken
Arok adalah pendiri kerajaan Singasari. Beliau juga menjadi cikal bakal
raja-raja Majapahit. Mula-mula Ken Arok mengabdi kepada Awuku Tunggul Ametung
di Tumapel. Tumapel termasuk wilayah kerajaan Kediri. Ken Arok jatuh cinta
kepada Ken Dedes, istri Tunggul Ametung. Ken Arok membunuh Tunggul Ametung.
Kemudian ia memperistri Ken Dedes dan menjadi penguasa di Tumapel.
Waktu
itu di Kerajaan Kediri terjadi pertentangan antara raja dan kaum Brahmana. Kaum
Brahmana melarikan diri ke Tumapel dan mendapatkan perlindungan dari Ken Arok.
Kemudian, para brahmana menobatkan Ken Arok sebagai raja di Tumapel pada tahun
1222. Setelah menjadi raja, Ken Arok bergelar Sri Ranggah Rajasa Amurwabhumi.
Nama kerajaannya adalah Singasari.
Berita
pendirian Kerajaan Singasari membuat raja Kediri Kertajaya (Dandang Gendis)
marah. Kertajaya memimpin pasukan yang besar jumlahnya dari Kediri untuk
menyerang Singasari. Terjadilah pertempuran besar antara Kerajaan Kediri
melawan Singasari di desa Ganter. Ken Arok berhasil memenangkan pertempuran.
Sejak saat itu, wilayah Kerajaan Kediri dikuasai oleh Singasari.
Ken
Arok tidak lama memerintah Singasari. Pada tahun 1227 beliau dibunuh oleh
suruhan Anusapati, anak tirinya.
Raden Wijaya
Raden
Wijaya adalah pendiri dan raja pertama Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya
bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Sebelum menjadi raja, adalah pemimpin
tentara Singasari. Dalam pertempuran melawan tentara Jayakatwang, pasukannya
kalah. Beliau melarikan diri ke desa Kudadu bersama para pengikutnya.
Selanjutnya, beliau menyingkir ke Madura dan minta bantuan Wiraraja, adipati
Sumenep. Atas saran Wiraraja, Raden Wijaya menyerahkan diri kepada Jayakatwang
dan mengabdikan diri kepadanya.
Raden
Wijaya diizinkan untuk membuka Hutan Tarik. Daerah inilah yang kemudian
berkembang menjadi pusat Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya menyusun kekuatan
untuk menyerang Jayakatwang. Saat itu datang pasukan Kubilai Khan dari Cina
dengan tujuan menghancurkan Kerajaan Singasari. Mereka tidak mengetahui bahwa
Kerajaan Singasari sudah hancur. Hal ini dimanfaatkan Raden Wijaya untuk
membalas dendam kepada Jayakatwang.
Raden
Wijaya bekerjasama dengan pasukan Kubilai Khan. Dalam waktu singkat, Kerajaan
Kediri hancur dan Raja Jayakatwang terbunuh. Setelah itu, Raden Wijaya bersama
pasukannya menyerang pasukan Kubilai Khan. Pasukan Kubilai Khan dapat
dikalahkan dengan mudah. Pasukan Kubilai Khan banyak yang tewas, sisanya
melarikan diri. Setelah itu, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit.
Raden
Wijaya wafat pada tahun 1309 M. Beliau didarmakan (disemayamkan) di Candi Siwa
di Simping. Kedudukannya sebagai raja digantikan putranya, Kalagemet yang
bergelar Sri Jayanegara.
Gajah Mada
Prasasti Gajah Mada
|
Gajah
Mada adalah patih mangkubumi (maha patih) Kerajaan Majapahit. Namanya mulai
dikenal setelah beliau berhasil memadamkan pemberontakan Kuti. Gajah Mada
muncul sebagai seorang pemuka kerajaan sejak masa pemerintahan Jayanegara (1309-1328).
Kariernya dimulai dengan menjadi anggota pasukan pengawal raja (Bahanyangkari).
Mula-mula, beliau menjadi Bekel Bahanyangkari (setingkat komandan pasukan).
Kariernya terus menanjak pada masa Kerajaan Majapahit dilanda beberapa
pemberontakan, seperti pemberontakan Ragga Lawe (1309), Lembu Sura (1311),
Nambi (1316), dan Kuti (1319).
Pada
tahun 1328 Raja Jayanegara wafat. Beliau digantikan oleh Tribhuanatunggadewi.
Sadeng melakukan pemberontakan. Pemberontakan Sadeng dapat ditumpas oleh
pasukan Gajah Mada. Atas jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi Maha Patih
Majapahit pada tahun 1334. Pada upacara pengangkatannya, beliau bersumpah untuk
menaklukkan seluruh Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Sumpah itu dikenal
dengan Sumpah Palapa.
Gajah
Mada tetap menjadi Patih mangkubumi ketika Hayam Wuruk naik tahta. Beliau
mendampingi Hayam Wuruk menjalankan pemerintahan. Pada masa inilah Majapahit
mengalami masa Kejayaan. Wilayah Majapahit meliputi hampir seluruh Jawa,
sebagian besar Pulau Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan Indonesia
bagian timur hingga Papua.
Hayam Wuruk
Hayam
Wuruk (1334-1389) adalah raja terbesar Majapahit. Beliau bergelar Sri
Rajasanagara. Beliau adalah Putra Ratu Tribhuanatunggadewi dan Kertawardana. Di
bawah pemerintahan beliau, Majapahit mengalami puncak kebesaran dan zaman
keemasan. Pada masa itu, Mahapatih Gajah Mada berhasil mempersatukan seluruh
Nusantara. Daerah kekuasaan Majapahit kurang lebih meliputi wilayah Indonesia
saat ini. Perdagangan dengan luar negeri, terutama Cina, mencapai kemajuan,
begitu pula bidang kesusastraan, seni pahat, seni bangun, kehakiman, dan agama.
Nama
Hayam Wuruk terkenal dalam sejarah Indonesia karena dikisahkan dalam kitab
Negarakertagama yang disusun oleh Empu Prapanca. Peninggalan Majapahit yang
terkenal dari masa pemerintahan Hayam Wuruk antara lain himpunan kitab sejarah
Singsari dan Majapahit hasil karya Empu Prapanca, serta cerita sastra
Arjunawiwaha dan Sutasoma gubahan Empu Tantular. Salah satu peristiwa penting
ketika Hayam Wuruk berkuasa adalah kemenangan Majapahit dalam pertempuran
melawan Kerajaan Sunda (Pajajaran) tahun 1351. Perang tersebut dikenal dengan
sebutan Perang Bubat. Setelah Hayam Wuruk wafat (1389), Majapahit mengalami
kemerosotan.
Kita
memiliki banyak peninggalan sejarah kerajaan Buddha. Namun, catatan sejarah
tentang masa itu masih sangat kurang. Salah satu catatan sejarah yang sangat
penting untuk mengetahui sejarah kerajaan Buddha, khususnya Sriwijaya adalah
catatan sejarah I-Tsing. I-Tsing adalah seorang pendeta Buddha dari Cina. Pada
tahun 671, beliau pergi ke India untuk mempelajari ajaran Buddha. Beliau
singgah di Sriwijaya selama enam bulan untuk mempelajarai tata bahasa
Sansekerta. Ketika kembali dari India I-Tsing, tinggal di Sriwijaya untuk
menerjemahkan naskah-naskah Buddha berbahasa Sansekerta ke dalam bahasa Cina.
Pada
tahun 689, I-Tsing pulang ke Kanton. Beliau menjemput empat orang pembantunya.
Kemudian beliau kembali lagi ke Sriwijaya. Beliau menyelesaikan dua buah karya
tulis termasyhur, yaitu Catatan Ajaran Agama Buddha yang dikirim dari Laut
Selatan dan Catatan Pendetapendeta yang menuntut ilmu di India pada zaman
Dinasti Tang. Dalam kedua karya ini, I-Tsing menguraikan letak dan keadaan
Sriwijaya dan negara-negara Nusantara lainnya. Karya I-Tsing ini menjadi sumber
informasi penting tentang sejarah Nusantara abad ke-7, khususnya tentang
Sriwijaya.
Berikut
beberapa tokoh pada masa kerajaan Buddha di Indonesia, yaitu Balaputradewa,
Sakyakirti, dan Kertanegara.
C. TOKOH KERAJAAN BERCORAK
BUDHA
Balaputradewa
Balaputradewa
adalah raja Sriwijaya yang memerintah sekitar abad ke-9 atau ke-10 Masehi.
Beliau berasal dari keluarga Syailendra, yang berkuasa di Pulau Jawa mulai
sekitar tahun 750. Ayah Balaputradewa bernama Samaragrawira dan ibunya bernama
Tara. Balaputradewa kemudian bergelar Sri Wirawairimathana.
Pada
zaman pemerintahan Balaputradewa, Sriwijaya menjalin hubungan dagang dengan
kerajaan-kerajaan di Jawa, Semenanjung Malaya, dan Cina. Karena itu, nama
Balaputradewa juga dikenal di negeri lain. Di daerah Nalanda, India, nama
Balaputradewa terpahat pada prasasti di antara puing suatu wihara kuno. Di situ
tercantum Suwarnadwipa, sebutan lain bagi Pulau Sumatra atau Kerajaan
Sriwijaya.
Balaputradewa
adalah raja Sriwijaya yang memerintah sekitar abad ke-9 atau ke-10 Masehi.
Beliau berasal dari keluarga Syailendra, yang berkuasa di Pulau Jawa mulai
sekitar tahun 750. Ayah Balaputradewa bernama Samaragrawira dan ibunya bernama
Tara. Balaputradewa kemudian bergelar Sri Wirawairimathana.
Pada
zaman pemerintahan Balaputradewa, Sriwijaya menjalin hubungan dagang dengan
kerajaan-kerajaan di Jawa, Semenanjung Malaya, dan Cina. Karena itu, nama
Balaputradewa juga dikenal di negeri lain. Di daerah Nalanda, India, nama
Balaputradewa terpahat pada prasasti di antara puing suatu wihara kuno. Di situ
tercantum Suwarnadwipa, sebutan lain bagi Pulau Sumatra atau Kerajaan
Sriwijaya.
- Sakyakirti
Sakyakirti
adalah seorang mahaguru agama Buddha yang ada di Kerajaan Sriwijaya. Menurut
kesaksian I-Tsing Sriwijaya telah menjadi pusat agama Buddha. Di sana ada lebih
dari seribu pendeta yang belajar agama Buddha. Diperkirakan di Sriwijaya sudah
berdiri sebuah perguruan Buddha. Perguruan ini mempunyai hubungan baik dengan
perguruan Buddha yang ada di Nalanda, India.
- Kertanegara
Patung
Kertanegara |
Kertanegara
adalah raja terakhir dari Kerajaan Singasari. Beliau adalah cicit Ken Arok.
Kertanegara memerintah tahun 1268-1292. Kertanegara bergelar Maharajadhiraja
Sri Kertanegara Wikrama Dharmottunggadewa. Kertanegara adalah raja yang sangat
terkenal baik dalam bidang politik maupun keagamaan. Dalam bidang politik,
Jayanegara dikenal sebagai raja yang menguasai ilmu ketatanegaraan dan
mempunyai gagasan memperluas wilayah kerajaannya. Kertanegara menganut agama
Buddha Tantrayana.
Tahun
1275 Kertanegara mengirim pasukan untuk menaklukkan Kerajaan Sriwijaya.
Pengiriman pasukan itu dikenal dengan ekspedisi Pamalayu. Ketika Kertanegara
memerintah, Kerajaan Singasari sempat menguasai Sumatera, Bakulapura
(Kalimantan Barat), Jawa Barat (Sunda), Madura, Bali, dan Gurun (bagian
Indonesia Timur).
Pemerintahan
Kertanegara berakhir ketika diserang oleh Jayakatwang dari Gelang-gelang.
Setelah Kertanegara gugur, seluruh kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang.
Agama
Islam masuk ke wilayah Indonesia dibawa oleh para pedagang dari Arab dan
Gujarat. Mula-mula Islam dikenal dan berkembang di daerah Sumatra Utara,
tepatnya di Pasai dan Peurlak. Dari daerah tersebut, Agama Islam terus menyebar
ke hampir seluruh wilayah Nusantara. Agama Islam dapat diterima dengan mudah
oleh masyarakat Indonesia waktu itu.
Agama Islam dapat diterima
dengan mudah oleh masyarakat Indonesia antara lain karena:
- Syarat-syarat untuk masuk Islam tidak
sulit. Untuk masuk Islam seseorang cukup mengucapkan dua kalimat syahadat.
- Peran ulama, kyai, dan para pendakwah
giat melakukan siar agama. Banyak tokoh penyebar agama Islam menggunakan
sarana budaya setempat. Misalnya, beberapa wali di Pulau Jawa menggunakan
sarana wayang untuk sarana dakwah.
Berikut
ini tokoh-tokoh penyebaran agama Islam di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Maluku,
dan Sulawesi.
D. TOKOH KERAJAAN ISLAM DI NUSANTARA
Tokoh-tokoh Sejarah Islam di Sumatera
Di
Sumatra pernah berdiri kerajaan-kerajaan Islam, yaitu Samudra Pasai dan
Kerajaan Aceh. Beberapa tokohnya sebagai berikut.
Sultan Malik Al-Saleh
Makam Sultan
Malik Al-Saleh |
Sultan
Malik Al-Saleh adalah pendiri dan raja pertama Kerajaan Samudera Pasai. Sebelum
menjadi raja beliau bergelar Merah Sile atau Merah Selu. Beliau adalah putera
Merah Gajah. Diceritakan Merah Selu mengembara dari satu tempat ke tempat lain.
Akhirnya, beliau berhasil diangkat menjadi raja di suatu daerah, yaitu Samudra
Pasai.
Merah
Selu masuk Islam berkat pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang Syarif Mekah.
Setelah masuk Islam, Merah Selu diberi gelar Sultan Malik Al-Saleh atau Sultan
Malikus Saleh. Sultan Malik Al-Saleh wafat pada tahun 1297 M.
Sultan
Ahmad (1326-1348)
Sultan Ahmad adalah sultan Samudera Pasai yang ketiga. Beliau bergelar Sultan Malik Al-Tahir II. Pada masa pemerintahan beliau, Samudera Pasai dikunjungi oleh seorang ulama Maroko, yaitu Ibnu Battutah. Ulama ini mendapat tugas dari Sultan Delhi, India untuk berkunjung ke Cina. Dalam perjalanan ke Cina Ibnu Battutah singgah di Samudera Pasai.
Ibnu
Battutah menceritakan bahwa Sultan Ahmad sangat memperhatikan perkembangan
Islam. Sultan Ahmad selalu berusaha menyebarkan Islam ke wilayah-wilayah yang
berdekatan dengan Samudera Pasai. Beliau juga memperhatikan kemajuan
kerajaannya.
Sultan Alauddin Riyat Syah
Sultan
Alauddin Riyat Syah adalah sultan Aceh ketiga. Beliau memerintah tahun
1538-1571. Sultan Alauddin Riyat Syah meletakan dasardasar kebesaran Kesultanan
Aceh. Untuk menghadapi ancaman Portugis, beliau menjalin kerja sama dengan
Kerajaan Turki Usmani dan kerajaankerajaan Islam lainnya. Dengan bantuan
Kerajaan Turki Usmani, Aceh dapat membangun angkatan perang yang baik.
Sultan
Alauddin Riyat Syah mendatangkan ulama-ulama dari India dan Persia. Ulama-ulama
tersebut mengajarkan agama Islam di Kesultanan Aceh. Selain itu, beliau juga
mengirim pendakwah-pendakwah masuk ke pedalaman Sumatera, mendirikan pusat
Islam di Ulakan, dan membawa ajaran Islam ke Minang Kabau dan Indrapura. Sultan
Alauddin Riyat Syah wafat pada tanggal 28 September 1571.
Sultan Iskandar Muda (1606-1637)
Masjid Baiturrahman
|
Sultan
Iskandar Muda adalah sultan Aceh yang ke-12. Beliau memerintah tahun 1606-1637.
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Aceh mengalami puncak kemakmuran
dan kejayaan. Aceh memperluas wilayahnya ke selatan dan memperoleh kemajuan
ekonomi melalui perdagangan di pesisir Sumatera Barat sampai Indrapura. Aceh
meneruskan perlawanan terhadap Portugis dan Johor untuk merebut Selat Malaka.
Sultan
Iskandar Muda menaruh perhatian dalam bidang agama. Beliau mendirikan sebuah
masjid yang megah, yaitu Masjid Baiturrahman. Beliau juga mendirikan pusat
pendidikan Islam atau dayah. Pada masa inilah, di Aceh hidup seorang ulama yang
sangat terkenal, yaitu Hamzah Fansuri.
Pada
masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, disusun sistem perundang-undangan yang
disebut Adat Mahkota Alam. Sultan Iskandar Muda juga menerapkan hukum Islam
dengan tegas. Bahkan beliau menghukum rajam puteranya sendiri. Ketika dicegah
melakukan hal tersebut, beliau mengatakan, “Mati anak ada makamnya, mati hukum
ke mana lagi akan dicari keadilan.” Setelah beliau wafat, Aceh mengalami
kemunduran.
Tokoh-tokoh Sejarah
Islam di Jawa
Di
pulau Jawa terdapat sembilan ulama pelopor dan pejuang pengembangan Islam.
Mereka adalah Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan
Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Mereka
lebih populer dengan sebutan Wali Songo, yaitu:
- Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
- Sunan Ampel (Raden Rahmat)
- Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim)
- Sunan Giri (Raden Paku)
- Sunan Drajat (Syarifuddin)
- Sunan Kalijaga (Raden Mas Syahid)
- Sunan Kudus (Ja’far Sadiq)
- Sunan Muria (Raden Umar Said)
- Sunan Gunung Jati (Syarif
Hidayatullah)
Tokoh-tokoh Sejarah Islam di
Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku
Perkembangan
Islam di wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku juga terjadi melalui jalur
perdagangan. Perkembangan Islam di daerah ini semakin cepat karena peran
putra-putra daerah ini menuntut ilmu agama Islam ke Jawa. Ketika pulang mereka
menjadi ulama yang menyebarkan agama di daerahnya. Perkembangan Islam di
wilayah ini ditandai dengan berdirinya kerajaan Islam seperti Kesultanan Kutai
Kertanegara, Ternate, dan Kerajaan Gowa-Tallo. Beberapa tokoh dari sejarah
perkembangan Islam di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku antara lain sebagai
berikut.
Dato ri Bandang dan kawan-kawan
Ada
tiga mubalik asal Minangkabau yang merintis penyebaran Islam di Sulawesi
Selatan. Mereka adalah Dato ri Bandang (Abdul Makmur Khatib Tunggal), Dato ri
Patimang (Sulaiman Khatib Sulung), dan Dato ri Tiro (Jawad Khatib Bungsu). Dato
ri Bandang bersama dengan Dato Suleman datang ke Kerajaan Gowa-Tallo untuk
menyiarkan agama Islam. Mereka berdua dengan giat mengenalkan agama Islam dan
seluk-beluknya kepada masyarakat setempat. Lambat laun, banyak masyarakat yang
tertarik memeluk agama Islam. Setelah masuk Islam Sultan Gowa tersebut bergelar
Sultan Alauddin.
Sultan Alauddin
Komplek Raja-raja Gowa di Makasar
|
Sultan
Alauddin adalah raja Gowa ke-14. Beliau adalah raja Gowa pertama yang memeluk
agama Islam. Beliau masuk Islam bersamaan dengan raja Tallo. Raja Tallo
tersebut sekaligus menjadi Mangkubumi Kerajaan Gowa. Setelah masuk Islam, raja
Tallo itu dinamai Sultan Abdullah Awwal al-Islam.
SetelahSultan
Alauddin dan Mangkubuminya Sultan Abdullah Awwal al-Islam masuk Islam,
berangsur-angsur rakyat Gowa-Tallo juga di-islamkan. Sultan Alauddin juga
berusaha menyebarkan Islam ke kerajaan tetangganya. Kerajaan-kerajaan yang
berhasil di-islam-kan antara lain Kerajaan Soppeng (1607), Wajo (1610), dan
Bone (1611). Beliau masih melanjutkan penyebaran Islam ke Buton, Dompu
(Sumbawa), dan Kengkelu (Tambora, Sumbawa).
Tuan Tunggang Parangan
Kesultanan
Kutai Kertanegara |
Tuan
Tunggang Parangan adalah ulama yang menyebarkan agama Islam di Kerajaan Kutai
Kertanegara di Kalimantan Timur. Awalnya di kerajaan ini ada dua ulama yang
melakukan siar agama Islam yaitu Tuan Tunggang Parangan dan Dato ri Bandang.
Namun setelah beberapa lama, Dato ri Bandang kembali ke Makasar (Kerajaan Gowa-
Tallo) melanjutkan siar yang telah beliau rintis di sana. Tuan Tunggang
Parangan tetap tinggal di Kutai.
Berkat
ajaran Tuan Tunggang Parangan, Raja Aji Mahkota memeluk Islam. Hal itu diikuti
oleh putranya, Ai Di Langgar, yang menggantikan kedudukannya. Keislaman Raja
Mahkota diikuti juga oleh pangeran, hulubalang, dan seluruh rakyat Kutai.
Penduduk yang enggan masuk Islam semakin terdesak masuk ke pedalaman.
Kerajaan
Kutai Kertanegara berganti nama menjadi Kesultanan Kutai Kertanegara. Ajaran
Islam berkembang pesat di kesultanan ini. Raja memberlakukan undang-undang
kesultanan yang berpedoman pada ajaran Islam.
Sultan Zainal Abidin
Kesultanan Ternate
di Maluku Utara |
Zainal
Abidin adalah raja Kerajaan Ternate (1486-1500). Beliau pernah pergi ke Giri,
untuk belajar agama Islam. Ketika kembali dari Giri, beliau berusaha memasukkan
ajaran Islam dalam pemerintahannya. Beliau juga berusaha memperluas pengajaran
Islam untuk rakyat. Beliau mendirikan pesantren dan mendatangkan guru-guru
(ulama) dari Jawa. Selain itu, Zainal Abidin juga berusaha menyebarkan Islam
lewat ekspansi kekuasaannya.
Sakyakirti
adalah seorang mahaguru agama Buddha yang ada di Kerajaan Sriwijaya. Menurut
kesaksian I-Tsing Sriwijaya telah menjadi pusat agama Buddha. Di sana ada lebih
dari seribu pendeta yang belajar agama Buddha. Diperkirakan di Sriwijaya sudah
berdiri sebuah perguruan Buddha. Perguruan ini mempunyai hubungan baik dengan
perguruan Buddha yang ada di Nalanda, India.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar